Jam di dinding kamar Fio menunjukkan pukul 21.30 wib. Fio mulai beres-beres merapikan buku - buku yang baru selesai di baca dan di pelajari. Usai beres-beres, dan buku-buku tertata rapi, Fio rebahkan badan di atas ranjang. Dengan mata setengah terpejam, angan-angan jauh melayang, mengingat kembali suasana konser musik. Memang belum lama dan baru-baru ini ia habis menonton konser, jadi ingatan tentang serunya suasana konser masih jelas dalam benak. Setelah "puaskan diri'' dengan angan-angan, Fio bangun dan berdiri memutar lagu-lagu rock kesukaannya. "Bergaya sang gitaris handal," Fio berdiri memegang sapu lidi buat penebah, dan seolah dia adalah sang gitarisnya. Ekspresi dan gaya sang gitaris,semua ditirukan mulai dari; gaya kibasan rambut, lari, mutar, lompat, sampai jemari yang lincah memetik sinar gitar.


Girls, Fio adalah salah satu teman kita yang punya hobi nonton konser musik-musik rock. Fio juga sangat terobsesi jadi seorang gitaris. Sering kali bergaya atau action seolah ia gitaris; mulai di kamar tidur, sampai di kamar mandi, he..he... Asal jangan di pasar, atau di tempat umum, bisa-bisa dianggap 1/2 atau tak genap 100%, kekek..kekek.


Lain Fio,lain pula dengan Juli. Girls, Juli sama dengan Fio, tidak lain teman-teman kita juga. Kalau Fio kan suka musik, Juli berbeda, ia suka dengan karya-karya photografi, dan membaca buku tentang puisi seperti Chairil anwar, W.S.Renda, sampai Khalil Gibran. Juli punya koleksi ratusan buku-buku puisi. Ratusan buku koleksi milik Juli, bila di tumpuk pasti tinggi seperti menara, he..he. Selain hobi mengkoleksi buku-buku,Juli selalu semangat mengkunjungi pameran-pameran fotografi. Juli biasa berburu, masuk pasar-pasar buku bekas untuk "hunting" buku dan photo-photo lama.


Girls, tak ada yang salah dari hobi Fio dan Juli. Semuanya bermanfaat dan berguna, hobi mereka memiliki unsur-unsur yang bersifat apresiatif. Girls, demikian juga kalian semua tanpa terkecuali, asah terus daya serta kemampuan apresiasimu. Bila tanpa kemampuan apresiasif, pasti kalian "masuk gang buntu." Yang ada hanya bingung, tak tahu jalan keluar dan apa yang harus diperbuat bila sedang mengalami kesulitan, ataupun kegagalan. Hal ini sangat berbeda bila kalian semua punya daya apresiasi, kalian akan ketemu arah. "Mengapresiasi berarti mengenali dan melihat dari segala sisi. Inisiatif dan kretifitas adalah hasil dari proses apresiasi. Tanpa apresiasi, kita tak akan menemukan arah jalan menuju keberhasilan ataupun kemajuan."


Girls, apa yang kalian bayangkan bila masuk dan berada di gang buntu? Yang pasti kalian takkan sampai rumah, sebab tak tahu kemana arah jalan pulang. Mau tidur dan makan dimana? Sementara uang yang di dompet tinggal seribu rupiah,ha..ha. Pastinya kalian menderita dan nangis.


Di lain waktu yang tak berselang lama, Fio dan Juli mengapresiasi diri sendiri. Mereka berdua baru sadar bahwa selama ini hanya jadi penonton atau penikmat, bukan pemain atau pelaku. Juli, di setiap waktu yang ada, mulai menulis dan menciptakan karya-karya puisi dan foto. Di luar bayangan Juli, salah satu karya puisinya ternyata meraih juara 1, "Lomba Puisi Remaja Tingkat Asia." Tak kalah mentereng dengan Juli, nama Fio banyak terpampang di banyak surat kabar terkemuka. Permainan gitar yang "ngerock" dipadu dengan instrument musik etnik nusantara menjadi karakter melodi milik Fio. Ide kreatif perpaduan lintas budaya; instrumen modern dan etnik yang membikin nama Fio melambung dan berkibar tinggi. "Girls, ayo maju tunjukkan kemampuan, jangan terus hanya jadi penonton."


Minggu sore itu hujan rintik-rintik. Juli duduk-duduk di salah satu kios penjual buku langganannya. Sambil menikmati gerimis hujan,terlihat seorang cewek muda berlari-lari mencari tempat berteduh. Cewek itu berlari menuju ke arah kios buku, dimana Juli sedang duduk-duduk menikmati rintik hujan.Tak lain, ternyata cewek itu adalah Fio. Mereka berdua langsung akrab, meski baru bertemu. Hujan gerimis di minggu itu yang telah mempertemukan antara Juli dan Fio.


"Apresiatif," sebuah majalah populer, berisi tentang pertunjukan inovatif, di edisi yang terbit di awal tahun, memuat berita kesuksesan akan sebuah pagelaran di penghujung akhir tahun. Ternyata kolaborasi puisi karya Juli, yang diiringi melody gitar Fio, menjadi headline majalah '' apresiatif."

Artikel TIPS