Saat muda selalu mencari dan mencari serta mengidam-idamkan "ekspresi-ekspresi baru," sebagai simbol yang mampu memberikan gambaran "citra diri atau jati diri." Sayangnya, generasi muda negeri ini telah kehilangan sentuhan kreatifitas dan kreasi, "Generasi Tiru-Tiru." Bagaikan "burung beo," yang bisanya hanya menirukan ucapan pemiliknya. Pemilik burung beo berucap; Yes...Korea Pop! Burung beo langsung menyahut, "Yes-Yes..Korea Pop, Bos!" Generasi sekarang lebih memilih mengikuti trend hasil kreatifitas import dari luar, katakanlah K-Pop (Korean Popular Culture). Pasti kalian masih ingat betul bagaimana "K-Pop" meledak di Indonesia, mulai dari kota sampai desa, dari anak-anak sampai dewasa terjangkit wabah dari negeri ginseng. Mulai dari gaya busana, potongan dan warna rambut, warna kulit putih, semua ditirukan atau dijiplak habis-habisan.


Demi ingin memiliki kulit putih, ada yang sampai atau rela melakukan "operasi kecantikan" dengan biaya ratusan juta. Sangat "fantastis," bukan! Sedangkan orang luar demi memiliki warna kulit sawo matang, mereka rela panas-panasan "berjemur" di tepi pantai tanpa rasa malu alias semi telanjang. Girls, berdasar ilmu pengetahuan orang - orang yang tinggal atau bermukim di wilayah yang memiliki lebih dari dua musim; dingin, salju atau es, panas, semi, dll. warna kulit mereka tampak putih. Hal ini disebabkan kurangnya sinar matahari. Beda dengan Indonesia yang beriklim tropis dengan musim panas dan hujan, dimana sinar matahari berkecukupan. Warna kulit orang Indonesia cenderung berwarna sawo matang, hal ini dikarena senantiasa terkena sinar matahari. "Orang Indonesia menganggap kulit putih itu cantik. Sebaliknya orang luar yang berkulit putih memandang warna sawo matang adalah "eksotis."


Sekarang "Panggung K-Pop" telah surut dan pudar atau bahkan hilang tanpa bekas. Akan datang trend baru lagi, taruhlah J-Pop atau Japanese Popular Culture. Pasti burung beonya berucap lagi, Yes..J-Pop! Girls, apakah kalian tidak malu bila generasi Indonesia di cap dengan brand "burung beo." Indonesia sangat kaya akan ragam budaya, mulai dari sabang sampai merauke. Kekayaan ragam budaya Indonesia adalah sumber inspirasi dan kreatifitas yang tak akan habis untuk digali dan dikembangkan. Warna-warni budaya Indonesia yang beraneka ragam bagaikan keindahan warna pelangi. Girls, tentunya kalian semua ingat ada artis papan atas dunia, menilai kalau "Indonesia adalah bangsa yang tidak jelas." Artis ini, meski bertaraf dunia dan mempunyai fans jutaan, akan tetapi tidak mampu membaca bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. He..he, bisa dimaklumi, karena yang bilang "artis," bukan ilmuwan.


Girls, sekarang ini penjajahan tidak lagi lewat perang. Namun di era modern ini penjajahan datang justru melalui "jalur budaya." Coba perhatikan mulai dari busana, hobby, dunia seni sampai gaya dan pola hidup orang Indonesia sangat beraroma,"luar negeri atau kebarat-baratan." Dulu bangsa Indonesia di jajah Portugis, Belanda, Inggris selama beratus-ratus tahun. Setelah Soekarno-Hatta, pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, ternyata bangsa Indonesia masih tetap saja dijajah. Adapun bentuk penjajahannya sekarang bukan lagi menggunakan "bom, peluru, serta rudal", melainkan lewat budaya, yaitu; merubah pola pikir dan pola hidup. Kalau dulu bangsa penjajah ingin menguasai sumber alam Indonesia beserta rempah-rempah, sekarang ini penguasaan beralih lewat sektor ekonomi.


Ayo! Berhenti menjadi burung beo. Saatnya berani berkarya dan temukan ekspresi jati diri atau citra diri dengan warna atau karakter Indonesia. "Ciptakan karya kreatif dan inovatif yang bercitarasa Indonesia dan akhiri atau sudahi perilaku bagai burung beo." Ketahuilah bahwasanya para pendahulu dari bangsa nusantara adalah orang-orang yang cerdas dan hebat. Karya besar mereka sampai sekarang masih dapat ditelusuri, diantaranya; Kejayaan dan kebesaran Raja Airlangga, Raja-raja Majapahit yang kekuasaannya sampai wilayah asia tenggara, kemegahan karya arsitektur candi Borobudur, dll. Baru-baru ini di akhir tahun 2014, di Jawa timur ditemukan bukti cangkang kerang dengan titik-titik (lubang-lubang kecil) yang membentuk garis atau ornamen. Arkeolog dari Belanda menyatakan titik-titik di atas cangkang kerang itu merupakan hasil karya seni rupa "Tertua Di Dunia.' Bukti arkeologi; karya seni rupa pertama di dunia yang ditemukan di bumi nusantara menjadi sebuah bukti yang tak terbantahkan, kalau nenek moyang nusantara sudah sangat maju dan pintar. "Nenek moyang nusantara sudah berkarya, sementara yang lain masih manusia purba yang belum maju; hidup berpindah-pindah atau "nomaden," atau mungkin masih bergelantungan di atas pohon seperti si raja hutan- tarzan."

Artikel TIPS